SUARA INDONESIA JAWA TENGAH

Krisis Kemanusiaan di Gaza: Idul Adha dalam Bayang-Bayang Perang dan Kelaparan

Aditya Mulawarman - 15 June 2024 | 23:06 - Dibaca 3.12k kali
News Krisis Kemanusiaan di Gaza: Idul Adha dalam Bayang-Bayang Perang dan Kelaparan
Krisis kemanusiaan di Gaza. (Foto: Instagram/@tempodotco)

SUARA INDONESIA, JAKARTA - Kondisi di Jalur Gaza semakin memburuk dengan berkecamuknya perang antara Israel dan Hamas yang telah berlangsung lebih dari delapan bulan.

Akibat dari konflik berkepanjangan ini, warga Palestina kini tidak dapat merayakan Idul Adha sebagaimana mestinya.

Situasi semakin sulit dengan kelangkaan pasokan makanan dan terbatasnya bantuan kemanusiaan yang masuk ke wilayah tersebut.

Banyak keluarga yang terpaksa tinggal di tenda pengungsian dan hanya mampu mengonsumsi makanan kaleng.

Iduladha merupakan hari raya yang sangat penting bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Namun, di Gaza, perayaan ini harus ditunda karena situasi perang yang mengancam kehidupan sehari-hari.

Nadia Hamouda, salah satu warga Gaza yang kehilangan putrinya dalam perang, mengungkapkan bahwa tahun ini tidak ada perayaan Iduladha di Gaza.

Ia menyebutkan bahwa tidak ada lagi kegembiraan atau suka cita, hanya kesedihan dan tragedi yang menyelimuti.

Serangan yang terus-menerus dari kedua belah pihak telah menghancurkan sebagian besar infrastruktur dan produksi pangan di Gaza. Warga kini bergantung sepenuhnya pada bantuan kemanusiaan yang sangat terbatas.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan bahwa lebih dari 37.000 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 85.000 lainnya luka-luka akibat serangan ini.

PBB memperingatkan bahwa lebih dari satu juta warga Gaza dapat mengalami kelaparan akut dalam beberapa bulan mendatang jika situasi tidak segera membaik.

Banyak peternakan dan lahan pertanian yang hancur, membuat warga semakin kesulitan untuk mendapatkan makanan.

Iyad al-Bayouk, seorang peternak sapi di Gaza, menyebutkan bahwa blokade perbatasan oleh Mesir telah memicu kelangkaan ternak dan pakan, serta meningkatkan harga pangan secara drastis.

Perang ini juga berdampak besar pada kehidupan anak-anak di Gaza. Banyak sekolah yang hancur atau tidak bisa beroperasi, memaksa anak-anak untuk mengungsi dan kehilangan kesempatan belajar.

Abdul Kareem Ibrahim, seorang pengungsi di Rafah, berharap ada sedikit uang untuk membeli hadiah bagi anak-anaknya agar mereka bisa merasakan sedikit kebahagiaan di hari raya. Namun, situasi yang ada membuat hal tersebut sulit tercapai.

Meskipun tentara Israel terus melancarkan operasi militer di Gaza, ada harapan bahwa gencatan senjata dapat segera tercapai.

Beberapa pihak internasional, termasuk PBB, terus mendorong agar kedua belah pihak mencapai kesepakatan damai.

Namun, hingga saat ini, situasi di Gaza tetap memprihatinkan dengan banyaknya korban jiwa dan kerusakan yang terjadi.

Perang dan kelaparan yang melanda Gaza telah membuat warga Palestina di wilayah tersebut tidak dapat merayakan Iduladha dengan layak.

Krisis kemanusiaan yang semakin memburuk membutuhkan perhatian dan tindakan segera dari komunitas internasional untuk memastikan bantuan kemanusiaan dapat masuk dan konflik dapat diakhiri. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Aditya Mulawarman
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya