SUARA INDONESIA JAWA TENGAH

Sebanyak 46 Pasien DBD Jalani Perawatan di RSUD Cilacap

Satria Galih Saputra - 22 May 2024 | 17:05 - Dibaca 1.64k kali
Kesehatan Sebanyak 46 Pasien DBD Jalani Perawatan di RSUD Cilacap
Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Cilacap Adi Wibowo saat dikonfirmasi. (Foto: Istimewa)

SUARA INDONESIA, CILACAP - Sebanyak 46 orang pasien demam berdarah dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap, Jawa Tengah.

Dari jumlah tersebut, pasien didominasi oleh orang dewasa. Adapun pasien DBD yang telah ditangani RSUD Cilacap ini diketahui sejak bulan Februari lalu.

Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Cilacap Adi Wibowo mengatakan, pasien DBD yang menjalani perawatan saat ini terdiri dari anak-anak sebanyak 13 orang dan dewasa 33 orang.

Para pasien tersebut, lanjut Adi khususnya anak-anak datang dengan keluhan panas, dingin dan mengeluarkan bintik-bintik merah. Sementara pasien dewasa mengeluhkan nyeri pada persendian, tidak nafsu makan dan minum disertai flu.

"Setelah masuk, kemudian pasien di cek laboratorium, hasilnya positif DBD. Selanjutnya dilakukan tindakan-tindakan oleh petugas medis. Virus ini bisa terdeteksi selain pemeriksaan laboratorium juga hemoglobin," jelasnya, Rabu (22/5/2024).

"Ini masih biasa dan belum kami anggap kejadian luar biasa (KLB). 2 orang pasien ada di ruang ICU, sisanya di ruang rawat inap biasa," imbuh Adi.

Adi menambahkan, untuk kondisi pasien sendiri saat ini beberapa pasien kondisinya mulai membaik.

Sementara itu, untuk penanganan pasien demam berdarah ini, ungkap Adi pada prinsipnya hanya pemberian cairan, sesuai dengan prosedur, dan pemantauan secara terus menerus. "Jangan sampai terjadi dehidrasi," ujarnya.

Sedangkan untuk masa perawatan pasien DBD, Adi menyampaikan, selama 7 hari. "Ada yang 3 hari, 7 hari. Tergantung daya tahan tubuh pasien. Imun atau kekebalan seseorang kan berbeda," katanya.

Lebih lanjut, untuk penyebab kasus DBD sendiri, menurut Adi dimungkinkan karena masyarakat lalai terhadap pemberantasan sarang nyamuk (PSM).

"Nah ini yang harus diperhatikan oleh masyarakat seperti tidak ada air, kemudian menggenang, ini yang menjadi sarang nyamuk. Intinya jangan sampai memberi kesempatan kepada nyamuk untuk bersemai," katanya.

"Ironisnya malah masyarakat itu inginnya difogging, padahal fogging ini bukan cara untuk memberantas nyamuk. Satu-satunya cara ya dengan melakukan PSM," tandasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Satria Galih Saputra
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya