SUARA INDONESIA, BANJARNEGARA- Warga Desa Berta, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, merayakan tradisi tahunan Sedekah Bumi pada hari Selasa Kliwon di bulan Suro dengan penuh khidmat dan rasa syukur, Selasa (6/8/2024) pagi.
Sejak pagi hari, masyarakat Desa Berta mulai berkumpul di jalan desa. Mereka membawa tenong, sebuah wadah tradisional yang terbuat dari anyaman bambu, berisi nasi lengkap dengan lauk-pauk dan makanan khas desa.
Berbagai hidangan seperti ayam ingkung, nasi takir, oseng tempe dan aneka jajanan pasar serta buah-buahan terlihat menghiasi setiap tenong yang dibawa warga.
Prosesi acara dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh masyarakat setempat. Doa ini sebagai ungkapan rasa syukur dan harapan agar panen mendatang tetap melimpah dan masyarakat desa selalu diberikan kesejahteraan.
Dalam acara ruwat bumi di Desa Berta terdapat ritual tanam kepala ayam goreng dan bunga tujuh rupa. Dalam prosesi ini, kepala ayam yang telah digoreng diletakkan di kubur ke dalam tanah sebagai simbol penolak bala dan ungkapan rasa syukur.
Acara dilanjutkan menebar bunga tujuh rupa dan uang koin untuk diperebutkan warga yang hadir di acara ruwat bumi Desa Berta. Koin-koin dan bunga tersebut dilemparkan ke udara dan para warga, baik tua maupun muda, berlomba-lomba untuk mengambilnya.
Cipto Suroso, salah satu tokoh masyarakat mengatakan, ritual berebut uang koin logam dan tanam kepala ayam goreng adalah simbol penting dari tradisi Sedekah Bumi.
"Ini bukan hanya soal mendapatkan koin, tetapi tentang bagaimana kita sebagai masyarakat bisa saling berbagi dan mendukung satu sama lain," ujarnya.
Sulastri (40), mengaku senang mengikuti acara ruwat bumi di desanya, saat berebut koin Dia berhasil mendapat uang koin sebesar Rp 5.000.
"Alhamdulillah, tadi dapat uang Rp 5.000, lumayan untuk jajan anak, semoga dapat berkah dan tahun depan ruwat bumi di Desa Berta lebih meriah," katanya.
Kepala Desa Berta, Slamet Riyadi mengatakan, acara ruwat bumi di wilayahnya merupakan wujud rasa syukur terhadap Tuhan atas kelimpahan rezeki dan hasil panen para petani yang melimpah.
"Ruwat bumi di Desa Berta terdapat berbagai kegiatan mulai tenongan, pagelaran wayang kulit semalam suntuk oleh Ki Dalang Teguh Cokoro Waluyo dari Cilacap dan Eko Suwaryo dari Kebumen," katanya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Iwan Setiawan |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi