SUARA INDONESIA, CILACAP - Asesmen sumatif akhir semester atau dikenal dengan ujian praktik digelar SMP Pius Cilacap, diikuti siswa kelas 9. Kegiatan berlangsung selama dua minggu dimulai tanggal 4 hingga 18 Maret 2024.
Ujian yang digelar SMP Pius Cilacap kali ini ada yang menarik dan terlihat berbeda dengan ujian praktik pada umumnya yaitu pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dimana para siswa secara berkelompok membuat maket miniatur kawasan teluk penyu.
Diketahui, maket miniatur yang dibuat oleh masing-masing kelompok ini berbahan dasar sederhana. Salah satunya dari barang bekas, namun terlihat menarik, layaknya kawasan teluk penyu sesungguhnya.
"Saya tidak menyangka ternyata anak-anak ini memiliki kreativitas yang luar biasa, dan tujuan membuat maket miniatur kawasan teluk penyu ini sebagai sarana pembelajaran bagi siswa untuk bagaimana belajar membangun daerah asal yang diwujudkan melalui hasil karya," ujar Agnes Budi Hardiyanti selaku guru IPS SMP Pius Cilacap saat ditemui, Rabu (6/3/2024).
"Kemudian anak-anak mengembangkannya, seperti teluk penyu, hasil laut dan kilang minyak di dalamnya pada miniatur itu. Lalu apa yang bisa dikembangkan," katanya.
Disamping itu, ada pembelajaran ilmu yang didapat oleh siswa dalam miniatur tersebut diantaranya ekonomi, geografi, sejarah dan sosiologi. "Contohnya sosiologi ya interaksi nelayan dengan masyarakat sekitar itu bagaimana," ungkap Agnes.
Menanggapi hal tersebut, Kepala SMP Pius Cilacap, Thomas Sutasman mengapresiasi kepada guru pengampu yang telah memberikan banyak alternatif untuk anak-anak dalam ujian praktik kali ini. Salah satunya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
"Kita bisa melihat bagaimana pemikiran anak-anak generasi Z ini sesuai kompetensi mereka, bagaimana mengembangkan kawasan teluk penyu. Kemudian bagaimana mereka mengembangkan ekonomi kreatif yang ada di Cilacap sesuai dengan ide dan pemikiran mereka yang dituangkan melalui maket miniatur tersebut," papar Thomas.
"Seperti dalam miniatur yang dibuat oleh anak-anak disitu ada konservasi penyu, kemudian tanaman-tanaman langka ada di wisata benteng pendem. Tentu ini ide yang sangat luar biasa," lanjutnya.
Thomas menambahkan, ide yang dihasilkan oleh siswa ini dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah untuk pengembangan kawasan. "Kalau pemerintah daerah berkenan ini bisa ditindaklanjuti," pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Satria Galih Saputra |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi